Sabtu, 11 April 2015

Sejarah Batik Cianjur

sejarah batik cianjur


batik sudah ada sejak zaman nenek moyang yakni abad 17. Waktu itu, batik ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Lalu dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan. Yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya.


Kabupaten Cianjur dalam rangka melestarikan budaya batik dan mendaftarkan Hak Cipta merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kekhasan budaya agar tidak diambil oleh Negara lain. Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “nitik”. Kata batik sendiri meruju pada teknik pembuatan corak – menggunakan canting atau cap dan

pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak “malam” (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Jadi kain batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna.


Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan serat buatan (polyester). Kain yang pembuatan corak dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik ini dikenal dengan kain bercorak batik – biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak (print) – bukan kain batik.


Sejarah keberadaan Batik Cianjur sudah ada sejak tahun 1920. Ketika itu, pernah ada pengrajin batik yang berada di Kelurahan Bojongherang dan kain Poleng yang terkenal di daerah Sindanglaka, Karangtengah. Selama tahun ke tahun, penelusuran keberadaan serta ciri-cirinya sulit didapat dengan jelas. Sedikit gambaran dari generasi itu hanya didapat gambaran bentuk yang ada dan tertera dibatik. Yaitu gambar dan bentuk Kumeli.


Sedangkan kumeli yang dimaksud tidak dapat disebutkan dengan jelas apakah kumeli itu menggambarkan umbi jalar, kentang, atau yang lainnya. Masyarakat yang memahami atau setidaknya mengetahui akan hal tersebut pada umumnya telah tiada. Ini sehingga perlu dibangkitkan dan dikembangkan lagi Batik khas Cianjur


Sejarah Batik Cianjur,Batik Cianjur,Batik Indonesia



Sejarah Batik Cianjur

#BatikCianjur, #BatikIndonesia, #SejarahBatikCianjur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar