sejarah batik hokokai
Nama Batik Hokokai sendiri diambil dari nama organisasi kepemudaan propaganda bentukan Jepang, yang mengindoktrinasi pemuda-pemudi pribumi berusia di atas 14 tahun tentang konsep Asia Timur Raya.
Awalnya Kain Batik Hokokai tidak diproduksi untuk keperluan Jepang melainkan untuk orang-orang Indonesia sendiri. Batik-batik tersebut awalnya dipesan oleh orang dari lembaga Jawa Hokokai untuk orang-orang Pribumi yang dianggap berjasa dalam propaganda Jepang
Batik Jawa Hokokai diciptakan para pengusaha Cina dengan tujuan menyesuaikan diri dengan pemerintahan Jepang. Nama Jawa Hokokai diambil dari nama organiosasi yang membantu kegiatan Jepang menciptakan kemakmuran di Asia yang dalam berbagai kegiatan bekerjasama dengan orang Jawa.
Salah satu kegiatannya memesan batik kepada pengusaha batik Pekalongan dan menghadiahkannya kepada orang-orang Indonesia yang banyak berjasa pada Jepang. Salah satu penataan ragam hias yang sangat jelas menunjukkan pengaruh Jepang adalah bagian pola yang disebut Susomoyo yaitu pola
pinggiran yang tediri atas ragam hias bunga dan kupu-kupu yang diatur dari pojok ke arah bawah atau pojok bawah kearah samping seperti tata susun pola kimono. Batik Jawa Hokokai dibuat dalam bentuk batik pagi-sore sebagai akibat kelangkaan bahan batik pada Perang Dunia II dan sampai sekarang terus bertaha dalam bentuk itu
Batik Hokokai memiliki ragam hias didominasi unsur floral (bunga) rapat di tiap bidangnya, karena berkembang di masa pendudukan Jepang, motif bunga sakura pun dimasukkan kedalam batik ini. Motif bunga lainnya yang juga muncul sebagai ciri khas batik ini diantaranya krisan, mawar, lili, atau yang sesekali muncul yaitu anggrek dan teratai. Ciri lain seperti motif buketan berulang pun hadir dalam kain ini
Meski lahir saat era pendudukan Jepang, namun tidak banyak pengaruh budaya Jepang terekam dalam motif Batik Hokokai ini. Justru pengaruh budaya lain yang lebih dulu ada, seperti Cina dan Eropa lebih mempengaruhi perkembangan motif batik hokokai ini.
Sebut saja motif burung hong yang merupakan lambang keindahan dan keanggunan, berasal dari pengaruh budaya Cina. Lalu motif kupu-kupu sebagai perlambang Cinta Abadi, diadopsi dari kisah Sam Pek Eng Tay.
Disebut dalam sebuah referensi bahwa Batik Hokokai diproduksi di workshop-workshop batik kepunyaan orang Indo-Eropa, Indo-Arab, dan Peranakan, yang diharuskan bekerja untuk orang-orang Jepang karena kualitas pekerjaan bengkel mereka yang sangat halus. Sedangkan kain katunnya dipasok oleh orang-orang yang ditunjuk oleh tentara pendudukan Jepang.
Sejarah Batik Hokokai,Batik Hokokai,Batik Indonesia
Sejarah Batik Hokokai
#BatikHokokai, #BatikIndonesia, #SejarahBatikHokokai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar