Cara Pembuatan Batik Fraktal
Batik merupakan kerajinan khas Indonesia yang sudah diakui dunia sebagai produk budaya. Dalam literatur internasional, teknik melukis di atas kain yang menggunakan malam sebagai tintanya dan canting atau cetakan yang terbuat dari tembaga sebagai alat lukisnya dengan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan adalah seni kerajinan batik.
Teknik ini dikenal sebagai wax resist dyeing. Kendati batik tidak bisa dipisahkan dengan malam, bukan berarti produk ini tak bisa berkembang menjadi produk ramah lingkungan. Di tangan Sancaya Rini, batik justru menjadi produk budaya yang ramah lingkungan. Pasalnya semua batik yang ia produksi diwarnai dengan pewarna alami yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Semangat inilah yang terus didengungkan oleh Sancaya Rini dalam mengembangkan produk budaya yang berbasis lingkungan.
fraktal sendiri aslinya adalah sebuah ilmu matematika yang berfokus pada pengulangan, dimensi, literasi, dan pecahan. Semua motif batik pasti mengandung unsur ini.
Proses merancang batik ini tergolong baru, sedikit sulit dan cukup panjang karena menggabungkan ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi. Mereka berdiskusi dengan dosen, programmer, para ahli batik, hingga perajin batik, sampai akhirnya yakin temuan ini sah sebagai ilmu pengetahuan dan dapat dikategorikan sebagai seni. Saat ide batik fraktal tercetus, mereka mencoba menerapkannya menjadi produk kain batik.
Batik fraktal ini juga bisa jadi batik print. Setelah pola desain jadi, dicetak di atas kain, baru dikerjakan dengan proses tradisional dengan cap atau canting. Penggunaan malam serta proses pewarnaan membuat kualitas batik fraktal tak kalah dengan batik tradisional. Motif-motif yang mereka hasilkan adalah motif batik Buketan (Pekalongan), Kangkungan (Cirebon), Parang Rusak (Yogyakarta), dan Banji,
yang dipengaruhi budaya Tionghoa. Batik fraktal ini juga bisa jadi batik print. Setelah pola desain jadi, dicetak di atas kain, baru dikerjakan dengan proses tradisional dengan cap atau canting. Penggunaan malam serta proses pewarnaan membuat kualitas batik fraktal tak kalah dengan batik tradisional. Motif-motif yang mereka hasilkan adalah motif batik Buketan (Pekalongan), Kangkungan (Cirebon), Parang Rusak (Yogyakarta), dan Banji, yang dipengaruhi budaya Tionghoa.
beberapa jenis fraktal yang dikustomisasi sedemikian sehingga memiliki pola tertentu dapat didesain sebagai inspirasi atas konstruksi desain batik. Kustomisasi dapat dilakukan atas aturan-aturan iteratifnya, modifikasi pada bentuk pencorakan warna, dan sebagainya. Dalam kita mensimulasikan zooming dan kustomisasi teknis pewarnaan dari himpunan Mandelbrot yang dapat digunakan sebagai bahan dasar fraktal batik
Cara Pembuatan Batik Fraktal,Batik Fraktal,Batik Indonesia
Cara Pembuatan Batik Fraktal
#BatikFraktal, #BatikIndonesia, #CaraPembuatanBatikFraktal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar