Minggu, 05 April 2015

Teknik Pembuatan Batik Sasirangan

Teknik Pembuatan Batik Sasirangan


Langundi berubah nama menjadi Sasirangan setelah menjadi media obat pingitan (penyakit yang disebabkan oleh roh halus). Secara etimologis, nama Sasirangan diambil dari kata Sirang yang disesuaikan dengan proses pembuatannya. (dijahit jelujur kemudian dicelupkan pada pewarna). Pamintan adalah salah satu julukan Sasirangan yang artinya permintaan, ketika seseorang sedang berobat akibat terkena pingitan, maka dia akan meminta seorang pengrajin untuk membuat motif dan warna dari kain putih yang telah disiapkan sebelumnya.

edua penyiapan zat warna, Zat warna yang digunakan adalah zat warna untuk membatik. Semua zat warna yang untuk membatik dapat digunakan untuk pewarnaan kain sasirangan. Tapi zat warna yang sering digunakan saat ini adalah zat warna naphtol dengan garamnya. Bahan lainnya sebagai pembantu adalah soda api (NaOH), TRO/Sepritus, air panas yang mendidih. Mula-mula zat warna diambil secukupnya,

kemudian diencerkan/dibuat pasta dengan menambahkan TRO/Spirtus, lantas diaduk sampai semua larut/melarut. Setelah zat melarut semua, kemudian ditambahkan beberapa tetes soda api dan terakhir ditambahkan dengan air panas dan air dingin sesuai dengan keperluan. Larutan harus bening/jernih. Untuk melarutkan zat warna naphtol sudah dianggap selesai dan sudah dapat dipergunakan untuk mewarnai kain sasirangan.

Untuk membuat warna yang dikehendaki, maka zat warna naphtol harus ditimbulkan/dipeksasi dengan garamnya. Untuk melarutkan garamnya, diambil sesuai dengan keperluan kemudian ditambahkan air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk kuat-kuat sehingga zat melarut semua dan didapatkan larutan yang bening.

Banyaknya larutan disesuaikan dengan keperluan. Kedua larutan yaitu naphtol dan garam sudah dapat dipergunakan untuk mewarnai kain sasirangan, yaitu dengan cara pertama-tama mengoleskan/menyapukan zat warna naphtol pada kain yang telah disirang yang kemudian disapukan lagi/dioleskan larutan garamnya sehingga akan timbul warna pada kain sasirangan yang sudah diolesi sesuai dengan warna yang diinginkan. Setelah seluruh kain diberi warna, kain dicuci bersih-bersih sampai air cucian tidak berwarna lagi.

Pastikan kain dalam kondisi bersih bila perlu di cuci terlebih dahulu

Membuat bentuk/desain motif dengan mengikat Kelereng, Uang koin, atau Batu pada beberapa bagian kain menggunakan karet secara kencang dan bervariatif, karet bisa diganti dengan tali, yang penting ikatannya harus kencang

campurkan pewarna dan penguat yang berada dalam satu kemasan Wenter ataupun Wantex, Gunakan satu wadah panci untuk satu warna saja

Tambahkan garam dua sendok makan dan cuka secukupnya disertai dengan mengaduk larutan hingga merata, garam dan cuka digunakan sebagai tambahan penguat agar warna tidak mudah luntur

Basahi kain yang telah diikati dan dibuat motif dengan air bersih

Celupkan kain tersebut pada cairan warna. Bila menginginkan satu warna, celupkan seluruh bagian kain dalam larutan pewarna yang mendidih.

Aduk dalam waktu 10-30 menit agar warna merata dan merekat kuat;

Bila menginginkan warna lain, langkah pada no. 7 hanya mencelupkansebagian pada cairan pewarna pertama dan mencelupkan kain yang belum terkena warna pada cairan pewarna lainnya.

Celupkan berkali-kali sesuai jumlah warna yang dikehendaki;

Apabila proses pencelupan warna selesai, kain diangkat dan dibilas menggunakan air dingin yang bersih;

Kemudian sumua ikatan dilepas, kain ditiris dan dikeringkan;

Setelah kering, rapikan dengan menyetrika kain tersebut


Teknik Pembuatan Batik Sasirangan,Batik Sasirangan,Batik Indonesia



Teknik Pembuatan Batik Sasirangan

#BatikIndonesia, #BatikSasirangan, #TeknikPembuatanBatikSasirangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar